Rabu, 04 Maret 2015

Sejarah Jurnalisme Warga di Dunia dan di Indonesia


SEJARAH JURNALISME WARGA DI DUNIA DAN DI INDONESIA
TUGAS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Jurnalisme Online





  oleh :

Kelompok 1

1. ABDUL AZIZ             5. MAULIDA SAPUTRI  
2. ELVI ERAYANTI          6. MUHAMMAD AKMAL
3. FITRIA                 7. TEUKU RIFKI FAUZAN
4. KIK DWI NINGTYAS       8. ZAKIA ULFA

                         
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2014/2015






KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Jurnalisme Online.
Makalah ini berjudul “Sejarah Jurnalisme Warga di Dunia Dan di Indonesia“. Judul makalah ini disediakan oleh Bapak Dimas selaku Dosen Mata Kuliah Jurnalisme Online.
Dalam kesempatan yang sangat berbahagia ini, tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dimas yang telah memberikan bimbingan dalam materi sebelumnya.
Penulis menyadari betul bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan maupun pembahasan. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya ilmu yang penulis miliki, oleh karena itu penulis dengan senang hati mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini demi masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini menambah pembendaharaan sumber informasi bagi pembaca maupun bagi penulis.

 Lhokseumawe, 3 Maret 2015


                  Penulis

  

DAFTAR ISI

BAB    I        PENDAHULUAN                                                                                                 
1.1     Latar Belakang 
1.2     Rumusan Masalah
1.3     Tujuan Penulisan    

BAB    II      PEMBAHASAN   
2.1   Pengertian Jurnalisme Warga
2.2   Sejarah Jurnalisme Warga
2.3   Sejarah Jurnalisme Warga di Dunia
2.4   Sejarah Jurnalisme Warga di Indonesia
2.5  Kelebihan & Kekurangan Jurnalisme Warga

BAB    III    PENUTUP
3.1        Kesimpulan
                      
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        LATAR BELAKANG
Jurnalisme berkembang demikian pesat didukung perkembangan teknologi informasi di dunia maya. Orang-orang mulai berani mengemukakan pikirannya karena kemudahan yang ditawarkan oleh dunia maya, dibandingkan dengan media massa lain, jaringan internet memiliki akses mudah, cepat, dan dapat dibaca oleh semua orang. Tulisan yang ditampilkan tidak berasal dari wartawan ataupun penulis professional yang telah berpengalaman, tetapi orang-orang yang mau mengemukakan pikirannya. Karena setiap individu memiliki hak untuk tahu dan memberitahukan.
Saat ini, pers semakin luas dengan melibatkan warga sebagai bagian dari informasi yang melahirkan semangat berbagi untuk menyampaikan informasi kepada publik. Lahirnya pers warga meski berbeda hari maupun motifasinya, namun konteknya sama yaitu menyampaikan informasi. Pers warga terbentuk saat terjadinya sebuah bencana manakala para pekerja pers dalam hal ini wartawan, tidak bisa meliput kejadian penting secara langsung, sebut saja peristiwa tsunami yang terjadi tahun 2004 yang lalu.
                  Peristiwa yang luput dari para wartawan media itulah yang membuka peluang warga untuk menyampaikan informasi di lingkungannya. Dari sinilah cikal bakal lahirnya pers masa depan yang sudah berjalan melalui media jurnalisme warga.
                  Dengan melibatkan warga dalam kontek Citizen Journalism ini, banyak keuntungan yang didapat, baik bagi media itu sendiri juga warga tersebut dengan tersalurkannya sebuah wacana ataupun sekedar informasi dengan melibatkan warga sebagai bagian dari kebebasan berekpresi, sehingga apa yang disampaikan, murni dari sumbernya tanpa dimonopoli oleh politik ataupun bentuk lainnya.
               Kebebasan pers yang berdampingan dengan warga, sangat dibutuhkan untuk saling memberikan timbal balik, karena saat ini publik semakin cerdas dengan adanya istilah “melek media “, dimana warga saat ini bukan lagi hanya konsumen informasi, tapi dengan melibatkan publik sebagai produsen sekaligus konsumen informasi sangat membantu untuk melengkapi kekurangan media. Berkembangnya kebebasan berekpresi inilah yang memperkuat keberadaan Citizen Journalist, karena saat ini komunitas-komunitas pers warga sudah semakin banyak dan berkembang bagaikan cendawan yang tumbuh dimusim hujan.
Jadi, jurnalisme warga tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini publik namun lebih kepada “inilah yang terjadi di lingkungan kita”. Citizen journalism dinilai sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat untuk menyuarakan pendapat secara lebih leluasa, tersruktur, serta dapat diakses secara umum dan sekaligus menjadi rujukan alternatif.

1.2        RUMUSAN MASALAH
1.     Apa yang dimaksud dengan jurnalisme warga?
2.     Bagaimana sejarah jurnalisme warga?
3.     Bagaimana sejarah jurnalisme warga di dunia!
4.     Bagaimana sejarah jurrnalisme warga diindonesia!
5.     Apa saja kelebihan dan kekurangan jurnalisme warga!

1.3        TUJUAN PENULISAN
               Untuk mengetahui dan mendeskripsikan apa sih jurnalisme warga dan bagaimana sejarahnya serta kelebihan dan kekurangan jurnalisme warga.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1        PENGERTIAN JURNALISME WARGA
Istilah citizen journalism atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yakni sebagai jurnalisme warga. Citizen journalism adalah kegiatan masyarakat yang “bermain dengan aktif dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dan berita”.
Jurnalisme warga adalah jurnalisme di mana warga memproduksi informasi sendiri secara amatir tanpa adanya campur tangan media arus utama tentang isu seputar warga dan beragam informasi aktual, tajam dan terpercaya lainnya, yang sedang hangat di bicarakan, berkembang ataupun yang telah berlalu, sekehendak hati pewartanya. Singkatnya saja, jurnalisme ini hampir seperti demokrasi ala Indonesia, dimana “Jurnalisme warga dari warga, oleh warga, tentang warga dan untuk warga“.
            Jurnalisme warga inilah yang menjadi sejarah baru di dunia pers, sehingga warga dan pers hidup saling berdampingan dalam menyampaikan informasi kepada publik dengan semangat berbagi. Citizen Journalism sendiri sebenarnya lahir tanpa disadari, saat peristiwa tsunami tersebut menganugrahkan letikan inspirasi dari seorang korban tsunami “Cut Putri“ yang saat itu berada di lokasi kejadian. Peristiwa yang direkam Cut Putri itulah yang dicari media karena moment yang sangat berarti untuk sebuah pemberitaan. Keterbatasan media akhirnya membuka semua mata untuk melibatkan warga bagian dari sumber informasi.
            Peristiwa-peristiwa tak terduga itulah yang terkadang terlewatkan oleh media, karena saat peristiwa penting, belum tentu seorang wartawan berada di tempat. Nah, disinilah peran Citizen Journalism. Istilah Citizen Journalism sudah sangat dekat di telinga kita bahkan saat ini, pers warga sudah melembaga dengan adanya organisasi idependen PPWI ( Persatuan Pewarta Warga Indonesia), sehingga keberadaan Citizen Journalism sudah diakui baik oleh media maupun para pengamat pers.
Citizen journalism merujuk pada pengertian di mana masyarakat biasa bisa berkontribusi untuk menghasilkan produk jurnalisme (terutama informasi) yang dibutuhkan orang lain. Tak perlu seseorang harus lulus dari jurusan jurnalistik, atau komunikasi massa, untuk bisa menulis.
Nah, jurnalisme warga itu bukan hanya mahasiswa atau lulusan dari sekolah jurnalistik tetapi, siapa saja tidak dilihat dari usia, latar belakang, pekerjaan atau profesi. Apa yang memicu jurnalisme warga menjadi trend di dunia termasuk indonesia, mengapa karena kebutuhan kita untuk mengetahui informasi semakin tinggi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Dengan keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu (jadi, setiap orang adalah wartawan dan kerja wartawan bisa dilakukan oleh setiap orang). Citizen journalism memberi pengertian bahwa, setiap pengalaman yang ditemui sehari-hari di lingkungannya, atau melakukan interpretasi terhadap suatu peristiwa tertentu. Semua individu bebas melakukan hal itu, dengan perspektif masing-masing.

2.2        SEJARAH JURNALISME WARGA
Perkembangan jurnalisme warga didunia sudah sejak lama sedangkan di indonesia sendiri pertama kali di tahun 2004 saat tsunami di Aceh, kemudian video Bom Bali dan terakhir video Gayus Tambunan pada saat nonton pertandingan tennis di Bali. Jenis media yang dijadikan wadah citizen journalism semisal, blog, facebook, twitter, forum, mailing list dan sebagainya.
Sejak digulirkannya program Citzen Journalism oleh beberapa media baru-baru ini. Pers semakin berkembang kearah persuasif /pendekatan terhadap berita maupun jurnalis. Dimana warga biasa bisa menjadi wartawan untuk ikut berperan dalam mewartakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga jarak antar media dan masyarakat sangat erat berdampingan.
Mereka adalah jurnalis yang benar-benar berkarya tanpa pamrih meskipun sekalipun tulisan mereka tidak pernah mendapat imbalan apa-apa. Tapi mereka benar-benar kesatria pena yang menulis sesuai hati nurani dan kebenaran. Terkadang berita yang disajikan fakta namun bisa menjadi sebaliknya. Yang terpenting, masyaraka luas pandai memilah suatu informasi yang ada didunia maya. Karena, tidak semua berita yang ada di dunia maya sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Bisa saja berita yang sudah lama (basi) dibuat ulang. Sebab itu, pembaca harus pintar dalam menerima suatu informasi.

2.3        SEJARAH JURNALISME WARGA DI DUNIA
Citizen journalism mulai berkembang di seluruh dunia sejak kehadiran internet di seluruh dunia. Perkembangan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Lahirnya komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu, dan menandai teknologi yang disebut dengan internet. Teknologi yang tergolong baru ini membuat antarmanusia semakin tak terlihat seberapa pun jauhnya jarak yang memisahkan.
Sejauh ini, citizen journalism di dunia sebenarnya telah berlangsung lama, sekitar dua dekade belakangan. Nicholas Lemann, profesor di Columbia University Graduate School of Journalism, New York City, Amerika Serikat, mencatat, kelahiran jurnalisme publik dimulai melalui gerakan pada Pemilu 1988.
Sejarah citizen journalism sendiri bisa dilacak sejak konsep public journalism dilontarkan oleh beberapa penggagas, seperti Jay Rozen, Pew Research Center, dan Poynter Institute. Bersama Wichita News, Eagle, Kansas, para penggagas citizen journalism mencobakan konsep public journalism dengan membentuk panel diskusi bagi publik guna mengidentifikasi isu-isu yang dianggap penting bagi publik.
Lalu, Jay Rozen, seorang profesor bidang jurnalistik di New York University (NYU), adalah salah satu pelopor pertama citizen journalism atau  jurnalisme publik. Sejak tahun 1993 hingga 1997, dia memimpin Proyek dalam Kehidupan Publik dan Pers, berdasarkan Knight Foundation di NYU. Dia juga yang menjalankan Press Think weblog.
Citizen journalism tumbuh subur di di Amerika Serikat dalam waktu enam tahun terakhir yang antara lain dipelopori oleh sejumlah wartawan veteran dan sekolah jurnalistik yang ingin mengeksplorasi partisipasi masyarakat dalam ekosistem media massa. Model jurnalisme ini memiliki banyak nama di berbagai belahan dunia. Antara lain, netizen, partisipatory journalism, dan grassroot journalism.

2.4        SEJARAH JURNALISME WARGA DI INDONESIA
Sejak rezim orde baru ditumbangkan dengan mundurnya presiden soeharto, di indonesia mulai berlaku system reformasi, dimana sendi-sendi reformasi ditegakan. Reformasi berdasarkan demokrasi adalah harapan segenap warga untuk menuju indonesia yang sejahtera.  
Di sini pers mengambil bagian dalam menegakan demokrasi, bahkan pers disebut sebagai pilar keempat demokrasi. Kedua hal ini lah yang melatari berkembangnya sebuah sisi jurnalisme baru, yaitu citizen journalism atau jurnalisme warga. Jurnalisme warga berkembang demikian pesat didukung perkembangan teknologi informasi di dunia maya. Orang-orang mulai berani mengemukakan pikirannya karena kemudahan yang ditawarkan oleh dunia maya, dibandingkan dengan media massa lain, jaringan internet memiliki akses mudah, cepat, dan dapat dibaca oleh semua orang. Tulisan yang ditampilkan tidak berasal dari wartawan ataupun penulis professional yang telah berpengalaman, tetapi orang-orang yang mau mengemukakan pikirannya. Karena setiap individu memiliki hak untuk tahu dan memberitahukan.
Sejak awal tahun 90-an, jurnalisme warga telah hadir diberbagai stasiun radio dengan program talkshow yang disajikan oleh stasiun tersebut. Namun, pada saat itu pemerintah melarang menyiarkan program berita. Lalu, stasiun radio tersebut mengusung program siaran informasi. Pada program siarannya, stasiun radio tersebut (diantaranya adalah Radio Mara 106,7 FM di Bandung yang menjadi pionir siaran seperti ini) menyiarkan acara talkshow yang mengajak pendengar untuk aktif berpartisipasi melalui telepon untuk menyampaikan informasi maupun pendapat tentang sebuah topik hangat. Pada masa orde baru acara siaran tersebut efektif menjadi saluran khalayak menyampaikan keluhan terhadap kelemahan atau kezaliman penguasa.
Setelah UU Penyiaran No.32 Tahun 2002, kehadiran community based media di bidang penyiaran pun akhirnya terakomodasi. kehadiran radio dan televisi komunitas menjadi legal. legalitas ini membuat peluang jurnalisme ala warga menjadi semakin terbuka. melalui radio atau televise komunitas, warga bisa bertukar informasi atau pendapat, tentang hal-hal terdekat dengan keseharian mereka, yang biasanya luput diliput oleh media-media besar. Pada radio siaran, biaya peralatan, operasional siaran dan pesawat penerima yang relative murah bahkan sangat murah bila dibandingkan operasional tv atau akses ke internet. Peluang jurnalisme warga menjadi semakin besar untuk bisa dilakukan oleh lebih banyak orang termasuk di pedesaan.
Selain itu, beberapa mailing list menjadi pelarian warga yang mampu mengakses internet akibat media massa konvensional saat itu tidak ada yang berani mengkritik rezim. Kehadiran blog ini baru dianggap sebagai ancaman karena sifat interaktifnya, yang tidak mungkin dilakukan media massa konvensional.

2.5        KELEBIHAN & KEKURANGAN JURNALISME WARGA
               a. Kelebihannya, yakni :
Ø  Informasi yang diterima dengan cepat dan mudah,
Ø  Biaya mengakses informasi pun terjangkau,
Ø  Bersifat interaktif, sehingga memungkinkan muncul perdebatan hangan dan menarik antara penulis dan pembaca,
Ø  Informasinya mampu menembus ruang dan waktu,
Ø  Adanya kebebasan berbicara,
Ø  Setiap orang memiliki hak untuk memberikan kritik, informasi, opini dan saran secara terbuka.

b. Kekurangannya, yakni :
Ø  Informasi yang sudah lama dibuat ulang,
Ø  Tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya,
Ø  Artikel atau segala informasi yang dipublikasikan bisa saja masih dangkal dan tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik,
Ø  Warga bisa saja menyalahgunakan kebebasan yang diberikan, dengan menyebarkan pornografi, penghinaan, berita bohong dan berita lainnya yang sifatnya negatif, tidak etis dan melanggar hukum.



BAB III
PENUTUP

3.1        KESIMPULAN
Apa yang memicu jurnalisme warga menjadi trend di dunia termasuk Indonesia? Alasannya, karena kebutuhan kita untuk mengetahui informasi semakin tinggi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Bahwa banyak cerita bisa dihasilkan oleh warga. Banyak isu yang bisa ditulis oleh warga sendiri untuk warga. Inilah peran jurnalisme warga. Saatnya warga memproduksi informasi sendiri, tak hanya mengonsumsi. Saatnya warga berbagi informasi. Lewat apa? Teknologi informasi jawabannya. Bisa lewat blog (meski makin hari makin sekarat) atau jejaring sosial termasuk Twitter yang lagi naik daun dan masih banyak lagi.
keberadaan jurnalisme warga sangat penting, mengapa? Karena, warga lebih cepat menemukan sebuah informasi dibandingkan wartawan biasa. Semisal, kasus bencana alam banjir bandang. Wartawan tidak selamanya langsung berada ditempat lokasi kejadian disebabkan lokasinya jauh. Nah, disinlah peran warga lebih duluan turun langsung dan meliput berita tersebut melalui via hanphone atau kamera. Dengan adanya jurnalisme warga, dapat membantu wartawan dalam memberikan informasi kepada khalayak.
Sejauh ini, perkembangan journalisme warga sudah sangat pesat. Dengan didukung alat-alat teknologi informasi yang sangat canggih. Sehingga memudahkan jurnalisme warga dalam menyajikan suatu informasi penting.
Jadi, jurnalisme warga adalah jurnalisme di mana warga memproduksi informasi sendiri secara amatir tanpa adanya campur tangan media arus utama tentang isu seputar warga dan beragam informasi aktual, tajam dan terpercaya lainnya, yang sedang hangat di bicarakan, berkembang ataupun yang telah berlalu, sekehendak hati pewartanya. Singkatnya saja, jurnalisme ini hampir seperti demokrasi ala Indonesia, dimana “Jurnalisme warga dari warga, oleh warga, tentang warga dan untuk warga“.


DAFTAR PUSTAKA

Minggu, 22 Februari 2015

Tau kalian tentang kami? bekerja di panas, banyak teman, banyak cinta, banyak pengalaman, satu yang paling terlihat adalah banyak keringat. tapi kami bahagia. itu saja. :)